Update Banjir Bandar Lampung, 2 Hari Dilanda Banjir Cuma Surut 10 Sentimeter
Banjir yang melanda sejumlah perumahan di Bandar Lampung sejak Jumat (21/2/2025) malam hingga Minggu (23/2/2025) masih belum menunjukkan tanda-tanda surut. Ketinggian air di beberapa lokasi hanya mengalami penurunan sekitar 10 sentimeter, dengan kondisi di Perumahan Arinda Permai, Kecamatan Tanjung Senang, masih berkisar antara 1 hingga 1,3 meter, setinggi sepinggang orang dewasa.

Salah satu warga, Nidar (34), mengungkapkan bahwa meskipun air sempat surut pada Sabtu sore, hujan yang turun kembali menyebabkan ketinggian air meningkat lebih tinggi dari sebelumnya.
“Di sini sepinggang, sempat surut, tapi tadi malam hujan lagi, airnya naik lagi lebih dari sepinggang. Kita sudah naik-naikin barang, tapi masih kena juga,” ujarnya saat ditemui di lokasi pada Minggu pagi.
Hal serupa juga disampaikan oleh Linda (26), yang mengatakan bahwa dia sempat membenahi perabotan rumahnya ketika air sempat surut. Namun, hujan dengan intensitas tinggi yang turun hingga Minggu dini hari menyebabkan ketinggian air kembali naik.
“Ya airnya naik lagi, sempat surut sampai sebetis, tadi pagi naik lagi jadi sepinggang,” tuturnya.
Update Banjir Bandar Lampung, 2 Hari Dilanda Banjir Cuma Surut 10 Sentimeter
Menurut Nidar, banjir di perumahannya telah terjadi sejak tahun 2019.
Warga setempat pernah bergotong royong untuk memperbaiki dan memperdalam drainase, bahkan mereka harus mengeluarkan uang sendiri untuk membeli peralatan guna mengatasi banjir.
“Dari beberapa tahun lalu, banjir terus terjadi dan kami swadaya sendiri. Beli alat sedot sendiri, perbaiki saluran sendiri.
Kami tidak butuh bahan mentah di sini, yang kami butuhkan adalah solusi agar masalah ini terselesaikan,” jelasnya.
Dia menekankan bahwa masalah banjir ini adalah pekerjaan rumah (PR) besar yang harus dituntaskan dan membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah.
“Ini adalah permasalahan yang terus terjadi setiap tahun, jadi ini PR besar.
Pemerintah datang kasih bantuan, tapi setelahnya hilang begitu saja. Kami benar-benar butuh solusi yang tuntas untuk masyarakat. Ini bukan sekadar bantuan sementara, tapi perlu ada perbaikan jangka panjang,” tegasnya.
Korban Jiwa dan Dampak Banjir
Banjir di Bandar Lampung telah merendam ribuan rumah dan mengakibatkan tiga orang meninggal dunia.
Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari, menyatakan bahwa sebagian besar banjir terjadi di permukiman warga.
Berdasarkan pendataan sementara dari kepolisian, total rumah yang terdampak banjir mencapai 1.524 rumah di sembilan kecamatan.
Korban banjir mayoritas berasal dari keluarga yang tinggal di dataran rendah, di mana sistem drainase yang buruk memperparah kondisi banjir.
Selain itu, banyak warga yang terpaksa mengungsi ke rumah saudara atau ke tempat pengungsian sementara, karena rumah mereka masih terendam air.
Selain itu, banjir juga berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat. Banyak usaha kecil dan warung makan yang mengalami kerugian besar akibat terendam banjir. Pedagang pasar yang kehilangan dagangan mereka akibat genangan air yang tidak kunjung surut mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
Upaya Evakuasi dan Penanganan Korban
BACA JUGA:Pemerintah Bakal Bangun Posko Terpadu Khusus Atasi Banjir
Pemerintah Kota Bandar Lampung telah menerjunkan tim penyelamat dan bekerja sama dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) serta TNI-Polri untuk membantu mengevakuasi warga terdampak. Bantuan makanan, air bersih, dan kebutuhan dasar mulai disalurkan ke beberapa titik pengungsian.
Menurut laporan dari BPBD Lampung, pihaknya juga telah mengerahkan perahu karet untuk membantu evakuasi warga yang masih terjebak di dalam rumah mereka.
“Kami terus berupaya mengevakuasi warga yang masih bertahan di rumahnya, serta mendistribusikan bantuan kepada mereka yang berada di tempat pengungsian,” ujar Kepala BPBD Lampung, Syaiful Anwar.
Faktor Penyebab Banjir
Banjir yang terus berulang di Bandar Lampung disebabkan oleh beberapa faktor utama:
- Curah Hujan Tinggi – Hujan dengan intensitas tinggi yang terus turun dalam dua hari terakhir memperparah genangan air.
- Sistem Drainase yang Buruk – Banyak saluran air yang tersumbat oleh sampah dan sedimentasi, sehingga tidak mampu mengalirkan air dengan baik.
- Alih Fungsi Lahan – Banyak lahan resapan air yang berubah menjadi kawasan permukiman, menyebabkan air tidak dapat meresap ke tanah dengan cepat.
- Minimnya Upaya Pencegahan Banjir – Pemerintah dinilai kurang melakukan tindakan pencegahan seperti perbaikan sistem drainase dan pengerukan sungai.
Desakan Warga untuk Solusi Jangka Panjang
Warga yang terdampak banjir berharap agar pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini.
“Kami butuh solusi jangka panjang, bukan sekadar bantuan saat banjir datang. Jika tidak ada perbaikan drainase dan pengelolaan air yang lebih baik, kami akan terus mengalami banjir seperti ini setiap tahun,” ujar Dedi (42), salah satu warga yang rumahnya juga terendam banjir.
Pemerintah Kota Bandar Lampung telah berjanji akan melakukan kajian ulang terhadap sistem drainase perkotaan dan mempercepat proyek pengerukan sungai serta pembangunan waduk sebagai langkah mitigasi banjir.
Harapan dan Langkah ke Depan
Dengan kondisi banjir yang masih terjadi, masyarakat Bandar Lampung berharap agar ada intervensi nyata dari pemerintah pusat dan daerah dalam menangani masalah ini. Revitalisasi sistem drainase, pembangunan waduk penampungan air hujan, serta edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah dapat menjadi solusi untuk mencegah banjir di masa depan.
“Kami tidak bisa terus hidup dalam ketakutan setiap musim hujan tiba.
Kami ingin pemerintah benar-benar hadir dengan solusi konkret, bukan hanya datang saat banjir, lalu pergi begitu saja setelah air surut,” pungkas Linda (26).
Pemerintah diminta untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur pengendali banjir, agar kejadian serupa tidak terus berulang di masa mendatang.
Selain infrastruktur fisik, langkah edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat juga perlu diperkuat.
Kampanye pengelolaan sampah dan pentingnya tidak membuang limbah ke sungai harus lebih sering dilakukan agar masyarakat lebih sadar akan dampak lingkungan yang mereka ciptakan.
Banjir di Bandar Lampung menjadi pengingat bahwa permasalahan lingkungan tidak bisa diabaikan
dan memerlukan solusi sistematis yang melibatkan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta. Jika tidak ada perubahan besar, banjir serupa akan terus menghantui warga di setiap musim hujan.