Unilever Mau Buyback Saham Rp 2 T, Target Rampung Oktober
Unilever Indonesia mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham senilai maksimal Rp2 triliun.
Kebijakan ini diumumkan dalam keterbukaan informasi resmi kepada Bursa Efek Indonesia dan menjadi salah satu strategi perusahaan dalam memperkuat nilai pemegang saham.
Buyback saham ini akan dilaksanakan bertahap mulai Agustus dan ditargetkan selesai pada Oktober 2025.
Langkah buyback saham ini menandai komitmen Unilever terhadap kestabilan harga sahamnya di tengah dinamika pasar dan potensi ketidakpastian ekonomi global.
Buyback saham juga kerap dianggap sebagai sinyal positif dari manajemen bahwa mereka menilai harga
saham saat ini sedang undervalue atau belum mencerminkan kinerja fundamental perusahaan yang sebenarnya.
Unilever Mau Buyback Saham Rp 2 T, Target Rampung Oktober
Melalui buyback, Unilever berharap dapat meningkatkan likuiditas saham di pasar dan memberikan keuntungan jangka panjang bagi para pemegang saham.
Selain itu, perusahaan menyampaikan bahwa aksi ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi keuangan yang sehat dan tidak akan mengganggu rencana ekspansi maupun operasional.
“Buyback ini adalah bagian dari strategi kami untuk menciptakan nilai jangka panjang dan memperkuat kepercayaan investor
ujar perwakilan manajemen dalam keterangan resmi. Buyback akan dilakukan tanpa mengurangi modal
ditempatkan dan disetor penuh, serta tidak akan memengaruhi kegiatan usaha yang telah direncanakan.
Sumber Pendanaan dan Mekanisme
Unilever akan menggunakan kas internal sebagai sumber dana untuk melaksanakan buyback saham ini Perusahaan menyebutkan bahwa
posisi keuangan mereka masih sangat kuat, dengan arus kas positif dan efisiensi operasional yang baik.
Proses pembelian saham akan dilakukan melalui perdagangan di Bursa Efek Indonesia secara bertahap dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Mekanisme pembelian akan mengikuti ketentuan dalam Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2017 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka.
Unilever juga telah menunjuk perusahaan sekuritas sebagai pihak pelaksana untuk memastikan transparansi dan efisiensi dalam proses pembelian saham.
Kinerja Keuangan Jadi Pertimbangan
Rencana buyback ini tidak terlepas dari stabilnya kinerja keuangan Unilever Indonesia dalam beberapa kuartal terakhir. Pada semester pertama 2025
Unilever berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 8% secara tahunan (YoY) dan menunjukkan efisiensi yang konsisten dalam rantai pasok dan pengeluaran operasional.
Kinerja positif ini memberikan ruang bagi manajemen untuk melakukan aksi korporasi yang proaktif tanpa menimbulkan tekanan terhadap
struktur keuangan jangka panjang. Perusahaan menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan
dan efisiensi biaya di tengah persaingan industri FMCG (Fast Moving Consumer Goods) yang makin ketat.
Dampak ke Investor dan Pasar
Bagi para investor, aksi buyback saham kerap dianggap sebagai tanda kepercayaan diri manajemen terhadap prospek bisnis ke depan.
Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar, potensi kenaikan laba per saham (EPS) akan meningkat, yang pada akhirnya dapat menarik lebih banyak investor ritel maupun institusional.
Di sisi lain, pasar merespons positif rencana ini. Harga saham Unilever sempat mengalami penguatan tipis setelah pengumuman resmi dilakukan.
Analis pasar memperkirakan bahwa dampak penuh buyback akan terlihat dalam beberapa bulan ke depan, terutama jika perusahaan mampu menjaga momentum pertumbuhan dan efisiensi biaya.
Penutup
Langkah buyback saham senilai Rp2 triliun yang dilakukan Unilever Indonesia menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga nilai
perusahaan dan memberikan kepastian kepada pemegang saham. Dengan target penyelesaian pada Oktober 2025
kebijakan ini diharapkan memperkuat posisi Unilever sebagai salah satu pemain utama di sektor FMCG Indonesia dan menciptakan nilai jangka panjang di tengah ketidakpastian pasar.
Baca juga: RI Bersiap Ajukan Pertanyaan Resmi ke AS Terkait Kebijakan Tarif Ekspor-Impor