Ucapan Terima Kasih Iran ke China Usai Perangi Israel
Pemerintah Iran secara resmi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Republik Rakyat Tiongkok (China)
atas dukungan politik dan diplomatik selama konflik yang terjadi dengan Israel pada pertengahan tahun 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam konferensi pers yang digelar di Teheran pada awal Juli 2025.
Dalam pernyataannya, Iran menegaskan bahwa dukungan China menjadi simbol solidaritas internasional
yang penting dalam menghadapi tekanan politik dan militer dari pihak Israel dan sekutunya.
Ucapan tersebut dinilai sebagai bentuk penguatan hubungan bilateral antara dua negara yang selama ini dikenal
memiliki kepentingan strategis bersama, khususnya dalam menghadapi dominasi kekuatan Barat di Timur Tengah dan Asia.

Latar Belakang Ketegangan Iran–Israel
Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memuncak sejak April 2025, menyusul dugaan serangan udara Israel terhadap fasilitas militer Iran di Suriah.
Sebagai respons, Iran meluncurkan serangan balasan terbatas, yang kemudian disusul oleh gelombang ketegangan di kawasan Teluk Persia
termasuk gangguan terhadap jalur pelayaran internasional dan peningkatan aktivitas militer di Laut Oman.
Konflik ini menuai kecaman dan dukungan dari berbagai negara. Sementara beberapa negara Barat menyatakan dukungannya kepada Israel atas dasar hak
pertahanan diri, sejumlah negara lain, termasuk China, menyerukan deeskalasi dan menekankan pentingnya
kedaulatan negara serta penyelesaian konflik melalui jalur diplomatik.
Bentuk Dukungan China terhadap Iran
Selama konflik berlangsung, pemerintah China tidak hanya menyerukan penghentian kekerasan, tetapi juga secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap intervensi sepihak oleh negara mana pun. China juga menolak resolusi Dewan Keamanan PBB yang dinilai berat sebelah dan menghambat upaya damai.
Dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Iran dan China yang digelar secara daring pada Juni lalu, China menyatakan bahwa mereka mendukung stabilitas kawasan Timur Tengah dan menekankan pentingnya peran Iran dalam menjaga keseimbangan geopolitik regional.
Lebih lanjut, media milik pemerintah China juga menyuarakan narasi yang menunjukkan simpati terhadap posisi Iran, terutama dalam hal hak negara untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya.
Pernyataan Resmi Iran
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan bahwa dukungan China tidak hanya berarti dalam aspek politik, tetapi juga simbol solidaritas global terhadap perjuangan melawan dominasi sepihak dan ketidakadilan internasional.
Kami berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat China yang secara konsisten menyerukan penyelesaian damai
menolak standar ganda, dan mendorong tatanan dunia yang lebih adil,” ujar Kanaani.
Pernyataan ini juga disampaikan secara tertulis kepada Duta Besar China untuk Iran dalam pertemuan resmi, yang disambut hangat oleh pihak kedutaan.
Implikasi Hubungan Internasional
Ucapan terima kasih Iran kepada China tidak hanya mencerminkan hubungan bilateral yang erat, tetapi juga merupakan
bagian dari strategi geopolitik Iran dalam membangun aliansi non-Barat. China sendiri selama ini dikenal sebagai mitra dagang utama Iran, terutama dalam sektor energi dan infrastruktur.
Para analis menilai bahwa hubungan Iran-China yang semakin kuat bisa berdampak pada dinamika politik Timur Tengah
terutama dalam menghadapi tekanan dari Amerika Serikat dan sekutunya. Di sisi lain, dukungan China terhadap Iran juga memperlihatkan pergeseran pengaruh global dari Barat ke Timur.
Penutup
Ucapan terima kasih Iran kepada China atas dukungannya selama konflik dengan Israel menegaskan pentingnya
solidaritas strategis dalam dunia yang semakin multipolar. Dengan menguatnya hubungan diplomatik kedua negara
peta geopolitik global diperkirakan akan terus mengalami perubahan, terutama dalam konteks Timur Tengah yang masih rentan terhadap konflik dan ketegangan.
Situasi ini juga memperlihatkan bahwa dalam dunia diplomasi modern, dukungan bukan
hanya soal senjata atau kekuatan militer, tetapi juga soal posisi politik, narasi global, dan keberpihakan terhadap prinsip-prinsip hukum internasional.
Baca juga: Pemerintah Diminta Mitigasi Ancaman PHK Imbas Konflik Iran-Israel