Simak Rekomendasi Saham Bank Lapis Dua Usai Rilis Kinerja Kuartal I-2025
Periode Kuartal I tahun 2025 telah usai, dan sejumlah emiten perbankan telah merilis laporan keuangan mereka.
Di tengah sorotan terhadap bank-bank besar atau bank BUKU IV, kini giliran bank lapis dua yang mulai mencuri perhatian investor dan analis pasar.
Kinerja beberapa bank lapis dua terpantau membaik secara signifikan, mendorong banyak pihak untuk kembali melirik potensi investasinya di tengah kondisi pasar yang dinamis.
Bank lapis dua umumnya mencakup bank BUKU II dan sebagian BUKU III, yang memiliki aset dan modal lebih kecil
dari bank-bank besar, namun justru memiliki fleksibilitas dalam ekspansi digital, kemitraan, serta pendekatan ke pasar niche.

Simak Rekomendasi Saham Bank Lapis Dua Usai Rilis Kinerja Kuartal I-2025
Beberapa bank lapis dua mencatatkan pertumbuhan laba bersih dua digit, bahkan tiga digit, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Beberapa nama yang menjadi sorotan dalam Kuartal I-2025 ini antara lain:
-
Bank Jago (ARTO)
Mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 120% yoy, didorong oleh peningkatan signifikan pada pendapatan bunga bersih dan strategi kemitraan digital yang agresif. -
Bank Neo Commerce (BBYB)
Walaupun masih mencatatkan rugi operasional, BBYB menunjukkan pemangkasan kerugian hingga 40% dibandingkan Kuartal I-2024, sekaligus berhasil menumbuhkan basis pengguna aplikasi Neo+ secara organik. -
Bank BTPN (BTPN)
Laba bersih naik 18%, ditopang oleh efisiensi biaya operasional serta ekspansi kredit UMKM yang berkelanjutan. -
Bank Raya Indonesia (AGRO)
Mengalami pertumbuhan kredit 16% yoy, dengan NPL tetap terjaga di bawah 2%, mencerminkan manajemen risiko yang solid.
Analis Pasar: Saham Bank Lapis Dua Masih Undervalued
Menurut sejumlah analis dari sekuritas ternama, seperti Mirae Asset, Mandiri Sekuritas, dan Samuel Sekuritas, saham bank lapis dua saat ini berada dalam posisi undervalued, terutama jika dilihat dari price-to-book value (PBV) dan price-to-earnings ratio (PER) yang masih di bawah rata-rata sektor perbankan.
Analis Mirae Asset menyebutkan bahwa rebound sektor keuangan, khususnya bank digital dan hybrid banking, sangat mungkin terjadi pada semester kedua tahun ini. Dengan tren digitalisasi dan financial inclusion yang terus meningkat, bank-bank kecil justru berada di posisi strategis untuk mencatat lonjakan pertumbuhan.
Rekomendasi Saham Pilihan dari Analis
Berikut adalah beberapa rekomendasi saham bank lapis dua dari para analis berdasarkan kinerja dan prospek ke depan:
-
ARTO (Bank Jago)
-
Rekomendasi: BUY
-
Target Harga: Rp 4.200
-
Alasan: Peningkatan ekosistem digital melalui kemitraan dengan Gojek, GoPay, dan Bibit. Fokus pada segmen pinjaman digital yang cepat bertumbuh.
-
-
BBYB (Bank Neo Commerce)
-
Rekomendasi: SPECULATIVE BUY
-
Target Harga: Rp 1.200
-
Alasan: Perbaikan efisiensi, ekspansi customer base, dan potensi break-even point pada akhir 2025.
-
-
AGRO (Bank Raya Indonesia)
-
Rekomendasi: BUY
-
Target Harga: Rp 1.000
-
Alasan: Pendekatan hybrid banking untuk segmen produktif dan koneksi dengan ekosistem BRI Group menjadi nilai tambah.
-
-
BTPN
-
Rekomendasi: HOLD
-
Target Harga: Rp 3.600
-
Alasan: Stabilitas operasional baik, namun pertumbuhan kurang agresif dibanding pesaing.
-
Risiko yang Perlu Diperhatikan Investor
Meskipun prospek saham bank lapis dua tampak menarik, investor juga harus memperhatikan sejumlah risiko yang melekat pada segmen ini, antara lain:
-
Ketergantungan terhadap funding mahal, karena belum sepenuhnya memiliki basis dana murah (CASA) yang stabil.
-
Persaingan ketat di sektor digital banking, terutama dengan hadirnya bank-bank besar yang ikut bermain di ranah digital.
-
Risiko NPL di tengah ekspansi agresif kredit digital kepada segmen non-prime.
-
Volatilitas harga saham yang tinggi, karena kapitalisasi pasar yang relatif kecil dibandingkan bank BUKU IV.
Analis juga menyarankan agar investor lebih berhati-hati terhadap saham dengan volume transaksi rendah atau yang kinerjanya belum stabil dalam 3 kuartal terakhir.
Sentimen Positif: Dukungan Regulator dan Inovasi Digital
Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong inklusi keuangan dan transformasi digital, termasuk di sektor perbankan. Inisiatif seperti QRIS, BI-Fast, dan open banking memberikan kesempatan luas bagi bank kecil dan menengah untuk berinovasi tanpa harus mengandalkan infrastruktur fisik besar.
Selain itu, kemudahan perizinan bagi bank digital dan teknologi finansial (fintech) membuka ruang sinergi lebih luas. Beberapa bank lapis dua telah menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan teknologi, e-commerce, hingga platform pembiayaan digital berbasis AI dan blockchain.
Strategi Investasi: Diversifikasi Tetap Penting
Analis senior dari Phillip Sekuritas, Veronika Sutanto, menyarankan agar investor tetap melakukan diversifikasi portofolio. Saham bank lapis dua memang memiliki potensi imbal hasil tinggi (high return), namun juga memiliki risiko tinggi (high risk).
Strategi yang disarankan adalah:
-
Mengombinasikan saham bank lapis dua dengan bank besar seperti BBRI atau BMRI.
-
Mengalokasikan maksimal 10–15% dari total portofolio untuk saham spekulatif seperti BBYB atau ARTO.
-
Memantau kinerja kuartalan secara ketat dan keluar jika tren pertumbuhan tidak konsisten.
-
Menyesuaikan strategi dengan profil risiko pribadi dan tujuan investasi jangka menengah atau panjang.
Pandangan Pasar: Apakah Saat Ini Waktu yang Tepat?
Banyak pelaku pasar percaya bahwa Kuartal II–III 2025 adalah momen strategis untuk mulai mengoleksi saham bank lapis dua, terutama yang sudah membukukan perbaikan fundamental. Dengan asumsi bahwa suku bunga BI akan tetap stabil dan tidak ada gejolak geopolitik signifikan, prospek sektor keuangan secara umum masih cukup positif.
Namun demikian, investor perlu menunggu konfirmasi dari kinerja Kuartal II sebelum masuk lebih dalam, terutama karena pasar keuangan global masih sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat dan China, dua ekonomi besar yang memengaruhi arus modal global.
Baca juga:Pemerintah Berencana Beri Beasiswa untuk Lulusan Sekolah Rakyat
Kesimpulan: Bank Lapis Dua, Potensi Besar dengan Risiko Terkendali
Saham bank lapis dua menawarkan peluang pertumbuhan signifikan, terutama di tengah tren digitalisasi dan perluasan akses keuangan yang semakin inklusif. Dengan kinerja Kuartal I-2025 yang menjanjikan dari beberapa emiten, serta dukungan ekosistem teknologi, sektor ini layak menjadi salah satu opsi strategis dalam portofolio investor.
Namun seperti halnya investasi pada sektor yang sedang berkembang, pendekatan rasional dan berbasis data tetap dibutuhkan. Rekomendasi analis bisa menjadi referensi awal, namun keputusan akhir tetap bergantung pada strategi dan toleransi risiko masing-masing investor.