Resmi Idul Adha Pemerintah dan Muhammadiyah Berlangsung Serentak
Penetapan Hari Raya Idul Adha 2025 menjadi momentum bersejarah bagi umat Islam di Indonesia.
Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah dan organisasi keagamaan besar seperti
Muhammadiyah menetapkan tanggal yang sama untuk pelaksanaan Idul Adha.
Keseragaman ini dinilai sebagai simbol persatuan dan semangat kebersamaan di tengah perbedaan pandangan dalam metode penentuan awal bulan hijriah.

Penetapan Idul Adha oleh Pemerintah dan Muhammadiyah
Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan Idul Adha 1446 H jatuh pada Senin, 6 Juni 2025, setelah
menggelar sidang isbat yang mengacu pada metode rukyatul hilal dan hisab. Di sisi lain
Muhammadiyah yang biasanya mengandalkan metode hisab hakiki wujudul hilal juga menetapkan hari yang sama.
Kompaknya keputusan ini menjadi kabar menggembirakan bagi masyarakat yang selama ini terbiasa
menghadapi perbedaan penentuan hari besar Islam. Situasi ini menciptakan suasana religius yang lebih harmonis
dan terkoordinasi, khususnya terkait pelaksanaan salat Id dan penyembelihan hewan kurban.
Respons Positif dari Berbagai Kalangan
Kesamaan penetapan ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk ulama, ormas Islam
dan masyarakat luas. Banyak yang menganggapnya sebagai buah dari dialog yang intens dan keterbukaan antar-lembaga keagamaan dalam mencari titik temu.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyatakan bahwa kesamaan ini menunjukkan bahwa perbedaan metode bukanlah
penghalang untuk mencapai persatuan. Sementara Menteri Agama menyebutkan bahwa
koordinasi dan komunikasi yang baik menjadi kunci tercapainya keputusan bersama ini.
Makna Filosofis dan Sosial di Balik Keseragaman
Idul Adha merupakan hari raya besar kedua umat Islam setelah Idulfitri.
Momentum ini bukan hanya tentang ibadah kurban, tetapi juga menekankan nilai-nilai pengorbanan, keikhlasan, dan solidaritas sosial.
Ketika semua umat Islam di Indonesia merayakannya pada hari yang sama, makna kolektif dari hari raya tersebut semakin terasa kuat.
Hal ini juga berdampak positif pada tata kelola distribusi daging kurban.
Koordinasi antar-masjid dan panitia kurban menjadi lebih mudah karena tidak ada lagi perbedaan waktu pelaksanaan.
Proses pemotongan hewan kurban dapat dilakukan serentak sehingga lebih efisien dan terkontrol.
Dampak Positif terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi
Kesamaan waktu Idul Adha 2025 juga membawa pengaruh positif pada sektor lain seperti pariwisata, transportasi, dan perdagangan. Pelaku usaha dapat lebih mudah memprediksi lonjakan aktivitas masyarakat, sehingga perencanaan logistik dan pelayanan publik dapat dilakukan secara lebih terstruktur.
Banyak daerah wisata religi juga melaporkan peningkatan jumlah pengunjung menjelang dan sesudah Hari Raya. Hal ini mencerminkan bahwa harmonisasi dalam penetapan hari besar agama turut menciptakan iklim sosial dan ekonomi yang stabil.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski tahun ini menunjukkan keselarasan, tidak menutup kemungkinan perbedaan kembali muncul di masa mendatang.
Oleh karena itu, penting untuk terus mengembangkan mekanisme musyawarah yang inklusif dan ilmiah dalam penentuan awal bulan hijriah.
Para ahli falak dan astronomi di Indonesia diharapkan dapat lebih sering berkolaborasi dan menyosialisasikan metode hisab dan rukyat kepada masyarakat. Dengan begitu, publik akan semakin memahami bahwa perbedaan metode adalah hal ilmiah dan bukan bentuk perpecahan.
Momentum untuk Memperkuat Ukhuwah Islamiyah
Keseragaman perayaan Idul Adha 2025 ini menjadi momen penting untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim).
Dalam suasana sosial dan politik yang terkadang memanas, kesatuan dalam hal keagamaan menjadi penyejuk yang sangat dibutuhkan.
Umat Islam di Indonesia diingatkan untuk menjadikan momen ini sebagai titik balik dalam membangun toleransi internal umat dan memperkuat dialog antar-ormas Islam. Keteladanan para ulama dan tokoh agama sangat dibutuhkan dalam menyuarakan nilai-nilai persatuan.
Baca juga:Kredit Modal Kerja Perbankan Melambat, Cerminkan Pelemahan Daya Beli
Penutup: Seragam Bukan Tujuan, Tapi Jalan Menuju Kebersamaan
Meskipun keseragaman bukanlah satu-satunya indikator keberhasilan dalam beragama, namun pada kondisi tertentu
ia dapat menjadi jalan menuju kebersamaan. Perayaan Idul Adha 2025 secara serentak memberikan
harapan bahwa perbedaan bukan alasan untuk terpecah, melainkan kekayaan yang bisa disatukan melalui dialog dan saling pengertian.
Semoga momen ini menjadi awal yang baik bagi sinergi yang lebih besar di masa depan
di mana umat Islam Indonesia bisa terus bergandengan tangan dalam keberagaman untuk mewujudkan kehidupan yang rukun, adil, dan bermartabat.