Pemerintah Mau Kasih Diskon Tarif Tol Juni-Juli 2025, Ini Kata Operator
Pemerintah tengah mengkaji rencana pemberian diskon tarif tol selama periode Juni hingga Juli 2025.
Kebijakan ini menyasar masa libur sekolah dan Idul Adha, dengan tujuan meringankan beban masyarakat serta mengurangi potensi kepadatan lalu lintas. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, keputusan final akan diumumkan setelah hasil evaluasi teknis dan diskusi dengan operator tol rampung.

Stimulus untuk Pengguna Jalan Tol
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, mengatakan kebijakan diskon tarif tol bukanlah hal baru.
Kami sudah beberapa kali menerapkan diskon tarif tol saat mudik Lebaran atau Natal dan Tahun Baru. Kali ini, kami ingin menyesuaikan momentum libur panjang sekolah dan Idul Adha untuk memberikan keringanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Diskon ini diharapkan stimulusnya menjadi positif bagi mobilitas masyarakat dan sekaligus menjaga kelancaran arus lalu lintas antarwilayah.
Namun, Hedy menegaskan, realisasi kebijakan ini masih dalam tahap koordinasi, terutama kesiapan sistem kesiapan dan kesepakatan bersama operator jalan tol.
Respon dari Operator Tol
Menangapi rencana pemerintah tersebut, beberapa operator tol menyatakan siap mendukung seluruh
diskon yang ditawarkan dengan tetap mempertimbangkan aspek keekonomian pengelolaan jalan tol.
Juru bicara PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Heru Suprapto, mengatakan bahwa berkemah terbuka dengan kebijakan
tersebut selama tetap mempertimbangkan layanan. “Kami mendukung penuh kebijakan pemerintah yang memberikan manfaat langsung ke masyarakat.
Namun, tentu harus diperhitungkan secara matang agar tidak mengganggu operasional dan investasi jangka panjang,” kata Heru.
Hal senada disampaikan oleh PT Hutama Karya. Perusahaan pengelola beberapa ruas Tol Trans Sumatera ini mengungkapkan bahwa setiap kebijakan tarif, termasuk diskon, perlu dikoordinasikan lebih dulu melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). “Kita punya skema perhitungan internal.
Jika diberi waktu yang cukup untuk penyesuaian, kami siap berpartisipasi,” ujar perwakilan Hutama Karya.
Diskon Tarif Masih Tahap Kajian
Sampai saat ini, belum ditetapkan potongan besar tarif yang akan diberlakukan.
Namun berdasarkan pengalaman sebelumnya, diskon berkisar antara 10% hingga 15% dan berlaku dalam waktu terbatas, biasanya 3–7 hari selama puncak arus libur.
Kepala BPJT, Danang Parikesit, menyatakan bahwa berada di peta ruas-ruas tol mana saja yang akan dikenakan diskon.
Ruas yang diprediksi padat seperti Jakarta–Cikampek, Cipularang, dan Trans Jawa menjadi prioritas utama,” kata Danang.
Selain itu, faktor keamanan dan kesiapan rest area juga masuk dalam pertimbangan pemberian diskon tarif, untuk memastikan kenyamanan pengendara selama perjalanan.
Harapan dari Masyarakat
Rencana ini mendapat banyak manfaat positif dari masyarakat, khususnya para pemudik dan pengguna kendaraan pribadi. Seorang warga Bekasi, Rini (38), yang merencanakan perjalanan ke Semarang pada Juli mendatang mengatakan bahwa diskon ini sangat membantu. “Harga bensin mahal, biaya hidup naik, jadi kalau ada diskon itu sedikit meringankan,” ungkapnya.
Namun, ia juga berharap kebijakan ini disosialisasikan jauh-jauh hari agar masyarakat dapat mempersiapkan perjalanan dengan baik.
Baca juga: : Kredit Modal Kerja Perbankan Melambat, Cerminkan Pelemahan Daya Beli
Catatan untuk Evaluasi
Pengamat transportasi dari MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia), Djoko Setijowarno, menilai kebijakan diskon tarif perlu dibarengi dengan manajemen lalu lintas yang lebih baik. “Jangan hanya memberikan diskon, tapi juga pastikan tidak menimbulkan kemacetan di pintu tol, serta memberikan banyak informasi real-time untuk pengguna jalan,” ujarnya.
Ia juga mengumumkan pentingnya integrasi antar moda transportasi, terutama bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan kombinasi kendaraan pribadi dan transportasi umum.
Kesimpulan:
Rencana pemerintah memberikan diskon tarif tol pada Juni–Juli 2025 merupakan langkah strategi yang mendapat banyak manfaat dari masyarakat. Meski begitu, keberhasilan implementasinya akan sangat tergantung pada koordinasi dengan operator tol, kesiapan infrastruktur, dan manajemen arus lalu lintas selama masa libur panjang.