Pemerintah Bangun Sekolah Unggulan, Lulusannya Ditargetkan Masuk Kampus Top Dunia
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek)
berencana membangun sekolah unggulan mulai tahun 2025. Menurut Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro,
Menteri Kemendikti Saintek, sekolah ini akan berfungsi sebagai program pra-universitas, yang dirancang untuk mempersiapkan lulusannya agar dapat diterima di perguruan tinggi terbaik dunia.
“Sekolah unggulan ini akan melatih siswa dengan berbagai program untuk memastikan mereka
berhasil masuk universitas top internasional,” ujar Prof. Satryo dalam wawancara dengan pemerintahnews.com beberapa waktu lalu.
Prof. Satryo juga menambahkan bahwa lulusan dari sekolah unggulan yang berhasil masuk ke
perguruan tinggi terbaik dunia diharapkan untuk kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi mereka.
Namun, meskipun diwajibkan pulang, mereka diperbolehkan untuk tinggal sementara di negara tempat mereka belajar jika belum menemukan pekerjaan di tanah air.
Harus kembali dan berkontribusi untuk kampus kita di Indonesia. Bagi yang belum bisa
pulang karena belum ada kesempatan kerja di Tanah Air, mereka diperbolehkan tinggal di luar negeri sementara waktu. Di sana, mereka bisa terus belajar dan mengumpulkan ilmu, yang nantinya dibawa pulang untuk membangun Indonesia,
jelas Prof. Satryo. Dia juga menyatakan bahwa pada 2025, pemerintah akan memulai rencana untuk mendirikan empat sekolah unggulan.
Selain itu, pemerintah akan memperbarui sekolah-sekolah yang ada untuk ditingkatkan menjadi sekolah unggulan berstandar internasional.
Mulai tahun depan, kami akan merancang pembangunan empat SMA unggulan. Selain itu, kami juga akan meng-upgrade lima SMA unggulan yang sudah ada untuk meningkatkan kualitasnya ke tingkat internasional,” tambahnya
Sekolah-sekolah yang berpotensi diperbarui menjadi sekolah unggulan antara lain
SMA Taruna Nusantara, SMA Pradita Dirgantara, dan SMAN Bali Mandara. Prof. Satryo menambahkan bahwa siswa yang bersekolah di sekolah unggulan tersebut akan mendapatkan fasilitas pembiayaan dari negara, bahkan tanpa biaya untuk siswa.
Negara yang akan menanggung biaya pendidikan mereka,” ujar Prof. Satryo.