Menyusuri Wajah Baru Blok M Hub, Lorong Penuh Warna dan Mural Betawi
Jakarta terus berbenah dan menata ruang publik demi menghadirkan kawasan yang lebih ramah bagi warga dan wisatawan.
Salah satu titik yang kini mencuri perhatian adalah Blok M Hub, kawasan transit penting yang kini tampil dengan wajah baru, penuh warna, dan sarat nuansa budaya Betawi.
Revitalisasi ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengembangkan
ruang publik yang estetis, inklusif, dan mengedepankan identitas lokal.
Melalui sentuhan seni mural, warna-warna cerah, serta peningkatan kualitas fasilitas pejalan kaki
Blok M Hub kini menjadi lebih dari sekadar tempat transit—ia menjelma menjadi ruang publik yang hidup dan menarik.
Menyusuri Wajah Baru Blok M Hub, Lorong Penuh Warna dan Mural Betawi
Blok M Hub sebelumnya dikenal sebagai area penghubung antarmoda transportasi, mulai dari TransJakarta, MRT, hingga angkutan kota.
Kini, selain fungsinya sebagai simpul mobilitas, Blok M Hub juga dipoles menjadi destinasi urban yang estetik.
Wajah baru ini ditandai dengan kehadiran lorong-lorong yang dipercantik menggunakan cat warna-warni dan mural bertema budaya Betawi.
Mural-mural ini tidak hanya menghadirkan unsur estetika, tetapi juga berperan sebagai media edukasi budaya.
Gambar-gambar seperti ondel-ondel, tanjidor, batik Betawi, dan tokoh legenda lokal kini menghiasi dinding-dinding lorong
menyambut pejalan kaki dengan kehangatan dan nuansa lokal yang kuat.
Selain itu, elemen arsitektur juga mengalami penyegaran. Pencahayaan lorong ditata ulang agar lebih terang dan aman di malam hari.
Beberapa sudut juga disediakan sebagai spot swafoto (selfie corner) yang populer di kalangan anak muda.
Menyemarakkan Identitas Lokal Lewat Seni
Penggunaan seni mural sebagai elemen utama dalam revitalisasi Blok M Hub mencerminkan strategi yang efektif dalam menghidupkan ruang publik.
Seni visual, terutama yang mengangkat budaya lokal, menjadi sarana memperkuat identitas kota di tengah arus modernisasi.
Kolaborasi antara pemerintah daerah, seniman mural lokal, dan komunitas kreatif menjadikan proyek ini terasa lebih berjiwa.
Proses kurasi mural melibatkan seniman yang memahami nilai-nilai budaya Betawi, agar karya yang dihasilkan tidak sekadar indah dipandang, namun juga bermakna.
Menjadi Ruang Interaksi Sosial Baru
Wajah baru Blok M Hub turut mengundang antusiasme masyarakat. Banyak warga yang kini tidak hanya menjadikan
tempat ini sebagai titik transit, tapi juga tempat berkumpul, berjalan santai, bahkan berwisata budaya.
Kehadiran musisi jalanan, penjaja makanan ringan, dan pedagang kecil juga memperkaya dinamika sosial kawasan ini.
Bagi komunitas kreatif, Blok M Hub bahkan telah menjadi panggung ekspresi. Acara-acara kecil seperti pameran seni mini
pertunjukan musik akustik, hingga kegiatan komunitas pun mulai rutin digelar. Hal ini memperkuat peran Blok M sebagai ruang publik yang berfungsi sosial, kultural, dan ekonomis.
Aksesibilitas dan Integrasi Moda Transportasi
Salah satu keunggulan utama Blok M Hub adalah integrasi moda transportasi yang baik. Lokasi ini menghubungkan
MRT Jakarta (Stasiun Blok M), koridor utama TransJakarta, dan jaringan mikrotrans.
Akses bagi pejalan kaki diperbaiki dengan trotoar yang lebar, ramah disabilitas, dan tersambung langsung ke pusat perbelanjaan serta area publik lainnya.
Revitalisasi kawasan ini tidak hanya mempercantik tampilan, namun juga meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengguna moda transportasi publik.
Hal ini mendukung visi Jakarta sebagai kota dengan sistem transportasi terintegrasi dan berkelanjutan.
Baca juga: Pemerintah Disarankan Tunda Program Berbiaya Besar, Antisipasi
Menuju Ruang Publik yang Lebih Humanis
Transformasi Blok M Hub adalah langkah nyata menuju kota yang lebih berkeadilan ruang, di mana ruang publik tidak hanya
fungsional, tetapi juga menyenangkan, aman, dan merepresentasikan budaya warganya.
Dengan wajah barunya, Blok M Hub menjadi contoh bagaimana ruang urban dapat disulap menjadi tempat yang mendekatkan manusia dengan kotanya.
Ke depan, diharapkan lebih banyak titik-titik kota yang mengikuti jejak Blok M dalam menghadirkan wajah urban yang lebih manusiawi, artistik, dan sarat makna lokal.