Jagung di Belakang Stasiun Tanah Abang Mulai Dipanen Bulan Depan
JAKARTA, – Kapolsek Tanah Abang AKBP Aditya Simanggara mengungkapkan bahwa jagung yang ditanam di tengah kota, tepatnya di Jalan Tenaga Listrik, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, akan memasuki masa panen pada bulan depan.
“Sekitar Maret, jagung baru mulai panen,” kata Aditya dalam wawancaranya dengan Kompas.com pada Kamis (13/2/2025).
Program Ketahanan Pangan di Tengah Kota
Masa panen jagung ini dijadwalkan setiap tiga bulan sekali. Aditya menjelaskan bahwa jagung tersebut belum dapat dipanen saat ini karena baru ditanam pada 22 Desember 2024.

Saat ini, jagung belum panen karena baru ditanam pada 22 Desember 2024,” jelasnya.
Setelah masa panen tiba, hasil pertanian ini akan diserahkan kepada pemerintah sebagai bagian dari upaya swasembada pangan. Program ini diinisiasi untuk membantu ketahanan pangan nasional dan memanfaatkan lahan kosong yang tersedia di perkotaan.
“Jagung yang ditanam ini untuk mendukung program ketahanan pangan menanam jagung,” ucap Aditya.
Lebih dari sekadar mendukung program pemerintah, penanaman jagung ini juga mencerminkan salah satu kebijakan dari Polri. Kebijakan ini berfokus pada pemanfaatan lahan kosong yang dapat dikelola untuk pertanian, guna meningkatkan produksi pangan secara mandiri.
“Karena kebijakan bahwa Polri diarahkan untuk menanam jagung, sehingga sayuran inilah yang ditanam,” terangnya.
Perluasan Lahan untuk Produksi Jagung
Saat ini, luas lahan yang digunakan untuk menanam jagung di belakang Stasiun Tanah Abang telah diperluas menjadi 2.100 meter persegi, meningkat dari sebelumnya yang hanya 1.500 meter persegi. Hal ini menunjukkan keseriusan Polri dalam mendukung program ketahanan pangan dan meningkatkan produksi pertanian di perkotaan.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, kebun jagung ini tumbuh subur di bantaran kali Ciliwung, tepat di belakang rel kereta Stasiun Tanah Abang. Kebun ini berada di lahan yang terletak di pinggir jalan raya, sehingga siapa pun yang ingin mengunjunginya harus melewati tangga kayu.
Di sekitar kebun juga terdapat sebuah gubuk yang berfungsi sebagai tempat berteduh bagi warga yang mengurus lahan tersebut. Namun, saat dilakukan pemantauan, tidak terlihat ada warga yang sedang merawat kebun tersebut.
Jagung yang tumbuh di kebun ini memiliki variasi tinggi antara 100 cm hingga 200 cm. Meski demikian, hingga saat ini, kebun jagung tersebut belum menghasilkan buah sama sekali sejak ditanam sebelum tahun baru.
Dampak Positif Program Penanaman Jagung di Perkotaan
Penanaman jagung di kawasan perkotaan seperti Tanah Abang memberikan beberapa manfaat positif bagi lingkungan dan masyarakat, antara lain:
- Meningkatkan Ketahanan Pangan Lokal
- Program ini membantu mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan memastikan ketersediaan bahan pangan di tingkat lokal.
- Dengan panen yang dijadwalkan setiap tiga bulan, suplai jagung bisa menjadi lebih stabil di wilayah perkotaan.
- Pemanfaatan Lahan Kosong Secara Produktif
- Lahan-lahan yang sebelumnya tidak digunakan kini dapat diubah menjadi area pertanian produktif.
- Ini menjadi contoh bagaimana kota besar seperti Jakarta dapat mengintegrasikan pertanian dalam perencanaan tata kota.
- Mengurangi Polusi dan Meningkatkan Kualitas Udara
- Tanaman jagung dan pertanian urban lainnya berkontribusi dalam menyerap karbon dioksida (CO₂) dan menghasilkan oksigen.
- Kehadiran tanaman hijau juga membantu mengurangi efek pulau panas perkotaan (urban heat island effect).
- Menciptakan Lapangan Kerja bagi Masyarakat
- Warga sekitar dapat terlibat dalam proses bercocok tanam, baik sebagai petani, pengelola lahan, maupun tenaga kerja pascapanen.
- Selain itu, hasil panen bisa memberikan manfaat ekonomi bagi komunitas sekitar.
- Edukasi dan Kesadaran Masyarakat Tentang Pertanian Perkotaan
- Program ini dapat menjadi contoh edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya pertanian kota dan bagaimana mereka bisa turut serta dalam menjaga ketahanan pangan.
Tantangan dalam Menjalankan Program Pertanian Perkotaan
BACA JUGA :Pemerintah DIY Terapkan WFA, Pastikan Pelayanan Publik Tak Terganggu
Meskipun memiliki berbagai manfaat, ada beberapa tantangan dalam menjalankan program ini di kawasan perkotaan seperti Jakarta, di antaranya:
- Keterbatasan Ruang untuk Pertanian
- Kota besar seperti Jakarta memiliki ruang terbuka hijau yang semakin terbatas.
- Penggunaan lahan perkotaan untuk pertanian harus diintegrasikan dengan rencana tata kota agar tidak mengganggu infrastruktur lain.
- Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem
- Perubahan cuaca yang tidak menentu, seperti hujan deras dan panas ekstrem, bisa mempengaruhi produktivitas tanaman.
- Diperlukan sistem irigasi yang baik agar tanaman tetap tumbuh optimal.
- Kurangnya Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat
- Tidak semua masyarakat sadar akan pentingnya pertanian perkotaan.
- Pemerintah perlu melakukan sosialisasi agar lebih banyak warga yang terlibat dalam program ini.
- Ancaman Hama dan Penyakit Tanaman
- Tanaman jagung yang ditanam di area perkotaan juga rentan terhadap serangan hama dan penyakit.
- Penggunaan pestisida alami atau metode pengendalian hama yang ramah lingkungan perlu diterapkan.
Masa Depan Pertanian Perkotaan di Indonesia
Keberhasilan proyek penanaman jagung di belakang Stasiun Tanah Abang dapat menjadi contoh untuk kota-kota lain di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan pangan dan keterbatasan lahan pertanian di pedesaan, pertanian perkotaan bisa menjadi solusi berkelanjutan untuk meningkatkan produksi pangan nasional.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memperluas dan memperkuat program ini antara lain:
-
Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan Swasta
- Pemerintah daerah dapat mendukung program ini dengan memberikan insentif kepada komunitas yang ingin mengembangkan pertanian perkotaan.
- Pihak swasta juga bisa berkontribusi dengan menyediakan teknologi pertanian modern seperti hidroponik dan aquaponik.
-
Pemanfaatan Teknologi Pertanian Modern
- Penggunaan sistem pertanian vertikal (vertical farming) dan hidroponik bisa menjadi solusi untuk lahan yang terbatas.
- Teknologi seperti irigasi tetes juga bisa digunakan untuk menghemat penggunaan air.
-
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
- Program edukasi dan pelatihan dapat diberikan kepada masyarakat agar mereka lebih tertarik untuk terlibat dalam pertanian perkotaan.
- Sekolah dan universitas juga bisa mengadopsi program ini sebagai bagian dari kurikulum pendidikan lingkungan.
Penanaman jagung di belakang Stasiun Tanah Abang merupakan langkah inovatif dalam mendukung ketahanan pangan di perkotaan. Dengan luas lahan yang kini mencapai 2.100 meter persegi, program ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Meski menghadapi berbagai tantangan, pertanian perkotaan memiliki potensi besar dalam mendukung kebutuhan pangan lokal, mengurangi polusi, serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam aktivitas pertanian.
Ke depan, program serupa dapat diperluas ke berbagai daerah di Indonesia dengan dukungan dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan demikian, pertanian perkotaan tidak hanya menjadi solusi pangan, tetapi juga bagian dari pembangunan kota yang lebih berkelanjutan.
Bagaimana pendapat Anda tentang program ini? Apakah pertanian perkotaan bisa menjadi solusi untuk ketahanan pangan di Indonesia? 🌽🏙️