AC Ventures Perkuat Investasi Iklim dan Inklusif Gender Lewat Program IFC
AC Ventures, salah satu perusahaan modal ventura terkemuka di Indonesia, menegaskan komitmennya dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan memperkuat investasi pada sektor yang ramah iklim dan inklusif gender.
Melalui kerja sama strategis dengan International Finance Corporation (IFC), AC Ventures mengembangkan
pendekatan investasi yang tidak hanya berorientasi pada profitabilitas, tetapi juga berdampak positif terhadap lingkungan dan kesetaraan gender.
Kolaborasi ini dianggap sebagai langkah maju yang signifikan dalam menciptakan ekosistem bisnis yang berdaya
tahan terhadap krisis iklim dan lebih terbuka terhadap partisipasi perempuan, baik sebagai pelaku usaha maupun penerima manfaat dari investasi tersebut.

AC Ventures Perkuat Investasi Iklim dan Inklusif Gender Lewat Program IFC
International Finance Corporation (IFC), anggota dari kelompok Bank Dunia, dikenal luas sebagai lembaga keuangan internasional
yang berfokus pada pengembangan sektor swasta di negara berkembang.
IFC telah lama berperan sebagai penggerak investasi yang berdampak sosial dan lingkungan, terutama melalui dukungan terhadap perusahaan yang menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Sementara itu, AC Ventures memiliki rekam jejak kuat dalam membiayai startup teknologi yang bertumbuh di Indonesia dan Asia Tenggara. Kombinasi antara pengalaman IFC dalam investasi berdampak dan pendekatan teknologi AC Ventures menciptakan sinergi yang ideal untuk menghadapi tantangan global seperti krisis iklim dan ketimpangan gender.
Fokus Investasi pada Sektor Ramah Iklim
Salah satu pilar utama dari kerja sama ini adalah memperluas aliran modal ke sektor-sektor yang berkontribusi pada penurunan emisi karbon dan mendukung ekonomi hijau. Investasi iklim menjadi semakin relevan seiring dengan meningkatnya urgensi menghadapi perubahan iklim global.
AC Ventures, melalui program kemitraan dengan IFC, menargetkan perusahaan rintisan yang:
-
Mengembangkan solusi energi terbarukan
-
Menyediakan layanan efisiensi energi
-
Mengolah limbah menjadi energi atau produk ramah lingkungan
-
Mendorong pertanian berkelanjutan dan sistem pangan hijau
-
Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
Melalui pendekatan ini, AC Ventures berharap dapat berperan aktif dalam pencapaian target net-zero Indonesia pada 2060
sekaligus membuka peluang bisnis baru di sektor hijau yang sedang berkembang.
Inisiatif Inklusif Gender dalam Pendanaan
Selain investasi iklim, AC Ventures juga memperkuat komitmen terhadap inklusivitas gender. Program ini tidak hanya
menargetkan perusahaan yang dipimpin oleh perempuan, tetapi juga mendorong perusahaan portofolio untuk menciptakan ekosistem kerja yang setara, inklusif, dan bebas diskriminasi.
Beberapa pendekatan yang didorong dalam kerja sama ini meliputi:
-
Meningkatkan partisipasi perempuan dalam posisi kepemimpinan
-
Menyediakan ruang kerja ramah perempuan, termasuk kebijakan cuti dan fleksibilitas kerja
-
Menciptakan produk dan layanan yang memperhatikan kebutuhan konsumen perempuan
-
Memberdayakan komunitas perempuan melalui teknologi dan akses pembiayaan
Dalam laporan awalnya, AC Ventures menyebut bahwa lebih dari 30% perusahaan portofolio mereka saat ini telah memiliki
co-founder perempuan, dan angka tersebut ditargetkan meningkat melalui program dukungan bersama IFC.
Standar ESG Sebagai Pilar Evaluasi Investasi
Dengan kerja sama ini, AC Ventures mulai menerapkan standar ESG (Environmental, Social, Governance)
secara lebih sistematis dalam proses due diligence dan evaluasi investasi. Standar ini bukan hanya menjadi penilaian tambahan
melainkan komponen utama dalam menyeleksi perusahaan rintisan yang akan mendapatkan dukungan dana
Implementasi ESG mencakup:
-
Pengelolaan limbah dan jejak karbon
-
Kesejahteraan karyawan dan inklusivitas
-
Transparansi tata kelola perusahaan
-
Kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan ketenagakerjaan
AC Ventures juga memfasilitasi pelatihan dan pendampingan teknis bagi startup agar dapat menerapkan prinsip ESG dalam model bisnisnya.
Dampak Langsung terhadap Ekosistem Startup di Indonesia
Kolaborasi AC Ventures dan IFC diproyeksikan akan berdampak besar terhadap ekosistem startup di Indonesia
terutama bagi perusahaan tahap awal (early stage) yang sering menghadapi tantangan dalam memenuhi kriteria ESG atau mengakses pendanaan iklim.
Startup yang berada di sektor teknologi lingkungan, energi terbarukan, atau pertanian hijau kini memiliki
akses lebih besar terhadap pembiayaan yang tidak hanya memberikan modal, tetapi juga bimbingan dalam penerapan operasional berkelanjutan.
Lebih jauh, program ini membuka ruang bagi startup yang belum berbasis ESG untuk melakukan transformasi agar bisa memenuhi kriteria investasi jangka panjang.
Pandangan Pakar: Langkah Strategis Menuju Ekonomi Berkelanjutan
Sejumlah pengamat keuangan dan pakar lingkungan menyambut baik langkah ini. Menurut mereka
pendanaan yang menggabungkan nilai keberlanjutan dan kesetaraan akan menciptakan perubahan
struktural di sektor swasta yang selama ini masih didominasi oleh pendekatan profit semata.
Direktur Pusat Studi Ekonomi Hijau, Dr. Fajar Rahmat, menyatakan:
“Kerja sama antara AC Ventures dan IFC adalah bukti bahwa modal ventura kini mulai
memperhitungkan nilai sosial dan lingkungan. Ini akan menjadi model baru investasi masa depan yang lebih bertanggung jawab.”
Tantangan dalam Implementasi ESG di Startup
Meskipun berkomitmen, AC Ventures mengakui bahwa tidak semua perusahaan rintisan dapat langsung memenuhi standar ESG. Beberapa tantangan utama yang dihadapi meliputi:
-
Kurangnya pemahaman teknis tentang indikator ESG
-
Terbatasnya sumber daya untuk audit dan pelaporan ESG
-
Pandangan bahwa ESG hanya cocok untuk perusahaan besar
Untuk mengatasi hal ini, AC Ventures berjanji untuk menyediakan modul pelatihan, mentor ahli
dan akses ke sumber daya digital guna membantu startup berkembang dalam jalur berkelanjutan.
Baca juga:
Masa Depan Investasi Berkelanjutan di Asia Tenggara
Melalui kemitraan ini, AC Ventures berharap bisa menjadi pionir investasi berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, potensi energi hijau yang luas, dan kebutuhan digitalisasi yang tinggi menjadi pasar potensial untuk startup ESG-based.
Program bersama IFC ini juga dirancang agar bisa direplikasi oleh perusahaan modal ventura lainnya menciptakan efek domino yang memperluas pengaruh positif ke sektor privat dan publik.
Baca juga:Dari GS hingga LuLu, Mengapa Banyak Pusat Belanja Tutup?
Kesimpulan: Investasi Masa Depan Harus Berdampak Positif
Kemitraan strategis antara AC Ventures dan IFC menjadi bukti nyata bahwa dunia investasi sedang bergerak ke arah yang lebih inklusif dan bertanggung jawab.
Dengan menempatkan fokus pada iklim dan kesetaraan gender, kerja sama ini membuka
babak baru dalam ekosistem startup di Indonesia—di mana pertumbuhan ekonomi tak lagi dipisahkan dari keberlanjutan lingkungan dan nilai-nilai keadilan sosial.
Dengan pendekatan ini, AC Ventures menunjukkan bahwa mencari keuntungan dan memberikan dampak bisa berjalan berdampingan.
Kini, tantangannya adalah bagaimana menjadikan prinsip ini sebagai standar dalam setiap praktik investasi, tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.