Toko Kelontong Milik Lansia yang Tewas di Bekasi Sudah 3 Kali Dicuri
Bekasi – Toko kelontong milik Bimih (72), seorang lansia di Desa Sindang Jaya, Kabupaten Bekasi, telah tiga kali menjadi sasaran pencurian. Namun, insiden terbaru yang terjadi pada Senin (10/2/2025) berujung tragis, karena korban ditemukan tewas dalam kondisi tangan, kaki, dan leher terikat.
Ini sudah ke tiga kalinya (toko Bimih disatroni maling), sebelumnya sudah dua kali,” kata Jukih (71), seorang kerabat korban, saat dikonfirmasi pada Rabu (12/2/2025).
Dua insiden perampokan sebelumnya terjadi dalam kurun 2022-2023. Pada kejadian pertama, korban kehilangan uang sebesar Rp 20 juta, sedangkan pada kejadian kedua, jumlah kerugian meningkat menjadi Rp 30 juta.

Jukih menduga bahwa korban telah menjadi target utama para perampok, mengingat toko tersebut sudah berulang kali disatroni maling.
“Saya rasa sudah jadi incaran,” ujarnya.
Tragedi Perampokan Ketiga Berujung Kematian
Peristiwa tragis ini pertama kali diketahui oleh menantu korban, Udin (52), yang mendapatkan kabar dari putranya sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu, Udin yang telah lama pisah rumah dengan ibunya segera menuju toko kelontong yang juga menjadi tempat tinggal korban.
Setibanya di lokasi, Udin menemukan mertuanya tergeletak tak bernyawa di dalam kamar, dengan kondisi leher terikat menggunakan kain kerudung.
“Korban saat ditemukan sudah terikat lehernya,” ujar Udin saat ditemui di sekitar kediaman korban.
Selain kondisi korban yang mengenaskan, toko kelontongnya pun dalam keadaan berantakan. Gembok rolling door toko telah dirusak, lemari rumah dan toko juga terlihat acak-acakan.
Hilangnya Barang Berharga dan Bukti CCTV
Dugaan kuat bahwa Bimih menjadi korban pembunuhan yang disertai perampokan semakin diperkuat oleh hilangnya beberapa barang berharga miliknya. Selain uang tunai dan ponsel korban yang lenyap, para pelaku juga membawa kotak penyimpan rekaman empat CCTV yang ada di toko tersebut.
“Saya tidak tahu pasti berapa uang yang hilang, tapi pelaku juga membawa kabur kotak penyimpanan rekaman CCTV,” kata Udin.
Hilangnya rekaman CCTV menunjukkan bahwa pelaku kemungkinan sudah mengetahui lokasi kamera pengawas dan berusaha menghilangkan bukti yang bisa mengungkap identitas mereka.
BACA JUGA :Penembak Pria hingga Tewas di Bogor Diduga Orang Bayaran, Pelaku Utama Diburu
Dugaan Korban Sudah Lama Diincar
Dengan tiga kali menjadi target perampokan, banyak pihak menduga bahwa Bimih telah lama menjadi sasaran pelaku kriminal. Kemungkinan besar, pelaku telah mempelajari pola kehidupan korban dan menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan aksi mereka.
Korban yang berusia lanjut dan tinggal sendirian menjadi faktor yang membuatnya lebih rentan terhadap tindakan kriminal. Ditambah dengan fakta bahwa toko kelontongnya pernah dirampok dua kali sebelumnya, peristiwa ini menjadi indikasi bahwa pelaku sudah memiliki niat yang terencana.
“Saya pikir mereka sudah tahu kapan waktu terbaik untuk beraksi dan bagaimana cara masuk tanpa ketahuan. Ini bukan perampokan biasa, mereka benar-benar mempersiapkan semuanya,” ujar seorang warga sekitar yang enggan disebut namanya.
Langkah Kepolisian dalam Mengusut Kasus Ini
Polisi telah turun tangan untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Beberapa langkah yang telah diambil kepolisian antara lain:
- Melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) untuk mengumpulkan bukti fisik yang tersisa.
- Memeriksa saksi-saksi, termasuk kerabat korban dan warga sekitar.
- Melacak kemungkinan adanya jejak digital dari ponsel korban yang hilang.
- Mengumpulkan rekaman CCTV dari toko-toko atau rumah sekitar yang mungkin merekam aktivitas mencurigakan sebelum kejadian.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus mengembangkan penyelidikan dan meminta masyarakat yang mengetahui informasi terkait peristiwa ini untuk segera melapor.
“Kami masih mendalami motif pelaku dan mengumpulkan bukti lebih lanjut. Kami akan berusaha mengungkap kasus ini secepat mungkin,” ujar seorang perwakilan kepolisian setempat.
Kasus Perampokan dan Kejahatan terhadap Lansia Meningkat
Kasus ini menyoroti meningkatnya kejahatan terhadap lansia di Indonesia, terutama mereka yang tinggal sendirian atau memiliki usaha kecil seperti toko kelontong. Para pelaku kejahatan cenderung mengincar korban yang dianggap mudah diserang dan memiliki barang berharga yang mudah diambil.
Untuk mencegah kasus serupa terjadi lagi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Peningkatan Keamanan di Lingkungan Sekitar
- Memasang CCTV dengan sistem cadangan penyimpanan cloud, sehingga rekaman tetap tersimpan meskipun perangkat fisik dicuri.
- Meningkatkan patroli keamanan lingkungan terutama di area rawan kejahatan.
- Memasang lampu sensor gerak di sekitar toko dan rumah untuk mencegah aksi kriminal di malam hari.
- Pemberdayaan Lansia agar Tidak Tinggal Sendirian
- Mendorong keluarga atau tetangga dekat untuk lebih sering mengunjungi dan memastikan keamanan lansia yang tinggal sendiri.
- Menyediakan layanan komunitas atau pos keamanan yang dapat diakses oleh warga lansia jika mereka merasa terancam.
- Peningkatan Kesadaran akan Kejahatan Finansial
- Mengedukasi masyarakat tentang cara menyimpan uang dengan aman, misalnya dengan mengurangi penyimpanan uang tunai dalam jumlah besar di rumah atau toko.
- Menggunakan alat pembayaran digital untuk mengurangi risiko perampokan tunai.
Kasus pembunuhan dan perampokan terhadap Bimih (72) di Bekasi menunjukkan bahwa kejahatan terhadap lansia semakin marak dan harus menjadi perhatian bersama. Dengan toko kelontongnya yang sudah tiga kali menjadi sasaran perampokan, korban kemungkinan besar sudah lama menjadi target pelaku kriminal.
Pihak kepolisian kini tengah bekerja keras untuk mengungkap kasus ini, sementara masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap kejahatan serupa.
Diharapkan, kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk meningkatkan keamanan lingkungan, melindungi warga lansia, serta memperkuat sistem pengamanan rumah dan tempat usaha agar kasus serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.