Airlangga Beberkan 3Kunci Sukses Pertumbuhan Ekonomi 8%
Menko Airlangga menyatakan bahwa konsumsi, investasi, dan ekspor akan menjadi faktor kunci yang mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Presiden Prabowo menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen per tahun, sebuah sasaran yang
tidak tercapai oleh pemerintahan sebelumnya yang dipimpin oleh Jokowi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memaparkan rencana yang disusun oleh
pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Target ambisius ini merujuk pada pencapaian Indonesia pada tahun 1995, ketika pertumbuhan ekonomi tercatat mencapai 8,2 persen.
“Presiden berharap Indonesia dapat tumbuh di angka 8 persen, beberapa negara, termasuk
tetangga kita Vietnam, juga menargetkan angka tersebut dan kini mereka sudah mencapai
sekitar 7 persen,” ujar Airlangga dalam acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2024, seperti yang dilansir oleh Antara.
Untuk mencapai target ini, Menko Airlangga menjelaskan bahwa konsumsi, investasi, dan ekspor akan menjadi pilar utama.
Pemerintah berencana menjaga sektor konsumsi dengan target pertumbuhan 5-6 persen,
mendorong investasi tumbuh 10 persen, serta ekspor yang diharapkan tumbuh sebesar 9 persen.
Selain itu, beberapa sektor diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, di
antaranya manufaktur, terutama melalui hilirisasi industri, sektor jasa dan pariwisata,
ekonomi digital, ekonomi hijau, semikonduktor, serta sektor konstruksi dan perumahan.
“Kami juga fokus pada pengembangan sektor manufaktur, termasuk hilirisasi ekspor
sumber daya alam, kelapa sawit, dan sektor otomotif,” tambahnya.
Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah peningkatan produktivitas dan pemanfaatan investasi secara optimal.
Dengan porsi investasi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 30,5 persen
dan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang mencapai 6,5, pertumbuhan ekonomi Indonesia
masih berada di kisaran 5 persen. ICOR mengukur jumlah investasi yang diperlukan untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu.
Namun, jika produktivitas dapat ditingkatkan dan pembangunan infrastruktur yang
menghubungkan daerah produksi dengan basis infrastruktur terus dilanjutkan, kami yakin ICOR dapat ditekan lebih rendah,” jelasnya.
Pemerintah juga sedang mendorong investasi yang berbasis pada tenaga kerja padat
dan modal (capital deepening), serta meningkatkan alokasi dana untuk riset, teknologi, dan inovasi sebagai upaya untuk menurunkan angka ICOR.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Airlangga optimis Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Menko Airlangga menambahkan bahwa pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan salah satu langkah penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Masifnya aliran investasi serta aktivitas industri yang berlangsung di 24 KEK yang sudah ditetapkan oleh pemerintah diharapkan dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
“Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah mengembangkan 24 KEK yang mengundang
investasi sekitar Rp242,5 triliun, menciptakan lapangan kerja bagi 151.260 orang, dan melibatkan hampir 400 perusahaan. KEK ini
akan menjadi kunci utama,” ujarnya.
Pada triwulan III-2024, kinerja KEK mencatatkan investasi sebesar Rp68,43 triliun dan berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 34.169 orang.
Perlunya Reformasi Struktural
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, juga optimis bahwa
Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dengan mendorong sektor permintaan dan produksi.