Instruksi Prabowo Distribusi MinyaKita
Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi tegas mengenai distribusi minyak goreng MinyaKita yang akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor pangan, terutama Perum Bulog. Instruksi ini disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, saat berbicara dengan media di Jakarta
pemerintahnews.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengeluarkan instruksi tegas mengenai distribusi minyak goreng MinyaKita,
yang akan melibatkan BUMN di sektor pangan, terutama Perum Bulog.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, saat berbicara dengan media di Jakarta pada hari Senin, 9 Desember.
Presiden menyampaikan dengan tegas bahwa distribusi MinyaKita akan dibantu oleh BUMN di sektor pangan, khususnya Bulog,” ujar Arief
Langkah ini diambil untuk menjaga agar harga MinyaKita tetap stabil di angka Rp15.700 per liter, sesuai dengan kebijakan pemerintah.
Dengan melibatkan Bulog dalam distribusi, diharapkan dapat mengatasi masalah yang selama ini ada, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Arief juga mengungkapkan tantangan dalam distribusi di daerah-daerah terpencil, seperti Papua Tengah dan Papua
Pegunungan, yang sering menghadapi masalah pasokan dan kenaikan harga. Pemerintah berkomitmen untuk melakukan
intervensi di wilayah-wilayah ini agar distribusi MinyaKita bisa lebih merata.
Suplai ke wilayah-wilayah Indonesia bagian timur, khususnya Papua Tengah, Papua Pegunungan,
dan daerah lainnya, menjadi salah satu fokus utama. Di wilayah-wilayah ini, intervensi dari kita semua sangat dibutuhkan,” jelasnya
Arief juga menegaskan pentingnya memperkuat cadangan pangan di tingkat daerah, terutama di wilayah terpencil dan terluar,
guna mendukung kelancaran distribusi bahan pokok. Ia bahkan menyarankan agar masing-masing
daerah memiliki cadangan pangan yang dikelola oleh pemerintah daerah.
Cadangan pangan pemerintah sudah ada di Bulog, tetapi cadangan pangan di tingkat daerah juga sangat penting.
Terutama untuk daerah-daerah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan), yang memang harus memiliki cadangan pangan,” tambahnya.
Arief menjelaskan bahwa penguatan cadangan pangan di daerah-daerah terpencil dan perbatasan akan membantu mencegah kelangkaan bahan pokok,
terutama dalam kondisi darurat atau situasi sulit. Ia menekankan bahwa keberadaan cadangan pangan
di daerah akan memberikan jaminan ketersediaan pasokan yang lebih stabil, sehingga masyarakat
di daerah 3TP tidak perlu khawatir dengan fluktuasi harga dan kelangkaan barang
Selain itu, Arief juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memastikan
distribusi pangan yang merata dan tepat sasaran. Dengan adanya cadangan pangan yang terkelola dengan baik di tingkat daerah, diharapkan akan semakin mempercepat pemulihan ekonomi dan mendukung ketahanan pangan nasional