Harga BBM di Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia, Sudirman Said: Tidak Bisa Dibandingkan
JAKARTA, KOMPAS.com – Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia disebut lebih mahal dibandingkan Malaysia. Perbandingan ini mencuat setelah kasus korupsi Pertamina terungkap beberapa hari lalu.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, harga BBM di Indonesia dan Malaysia tak bisa dibandingkan secara langsung. Sebab, harga BBM di setiap negara bergantung pada kebijakan pemerintahannya.

Faktor Kebijakan Subsidi dan Perbedaan Harga BBM
Harga BBM di suatu negara dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kebijakan subsidi. Malaysia, misalnya, menerapkan subsidi yang cukup besar untuk BBM sehingga harga jual kepada masyarakat tetap rendah. Sebaliknya, Indonesia memiliki skema subsidi yang lebih terbatas dan menyesuaikan dengan kemampuan anggaran negara.
“Harga minyak itu tidak terlepas dari kebijakan pemerintah mau memberikan harga berapa kepada rakyatnya. Sebetulnya untuk fair itu tidak bisa kita bandingkan karena mungkin ada subsidi dan segala macamnya,” kata Sudirman dalam program Gaspol! yang ditayangkan di kanal YouTube Kompas.com, Sabtu (2/3/2025).
Dalam konteks kebijakan energi, Malaysia mampu mempertahankan harga BBM yang lebih murah karena memiliki cadangan minyak yang besar dan sistem subsidi yang lebih stabil. Pemerintah Malaysia menanggung sebagian besar harga BBM agar tetap terjangkau bagi masyarakat. Di sisi lain, Indonesia harus mengelola anggaran negara untuk berbagai sektor, termasuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, sehingga subsidi BBM cenderung dikurangi secara bertahap.
Perbandingan Harga BBM di Berbagai Negara
Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, harga BBM di Indonesia sebenarnya masih lebih murah dibandingkan beberapa negara yang tidak menerapkan subsidi besar-besaran. Berikut adalah perbandingan harga BBM di beberapa negara berdasarkan data Global Petrol Prices:
- Malaysia: Rp 6.000 per liter (dengan subsidi besar dari pemerintah)
- Indonesia: Rp 10.000 – Rp 13.000 per liter (tergantung jenis BBM)
- Singapura: Rp 30.000 per liter (karena pajak tinggi dan tidak ada subsidi BBM)
- Amerika Serikat: Rp 15.000 per liter (tergantung negara bagian dan kebijakan lokal)
- Jerman: Rp 27.000 per liter (karena tingginya pajak energi)
Dari perbandingan ini, terlihat bahwa harga BBM di Indonesia tidak termasuk yang paling mahal, tetapi juga tidak semurah di Malaysia yang mengandalkan subsidi besar.
Daya Beli Masyarakat dan Dampak Ekonomi
Selain faktor subsidi, daya beli masyarakat juga menjadi pertimbangan utama dalam menentukan harga BBM. Sudirman Said menegaskan bahwa pemerintah harus menyesuaikan harga BBM dengan kondisi ekonomi masyarakat agar tidak membebani rakyat kecil.
“Pemerintah akan memperhatikan daya beli masyarakat terhadap BBM untuk mengambil kebijakan tarif,” tambahnya.
Di Indonesia, kelompok masyarakat berpenghasilan rendah masih sangat bergantung pada BBM bersubsidi. Ketika harga BBM naik, daya beli mereka
ikut terdampak karena biaya transportasi dan kebutuhan pokok lainnya ikut meningkat. Oleh karena itu, pemerintah sering menghadapi dilema antara menyesuaikan harga dengan kondisi pasar global atau tetap memberikan subsidi yang membebani anggaran negara.
Ketersediaan BBM dan Stabilitas Pasokan
Sudirman Said juga menyoroti pentingnya memastikan ketersediaan BBM tetap stabil. Menurutnya, harga yang tinggi mungkin masih
bisa diterima jika pasokan BBM terjaga dan tidak ada kelangkaan di masyarakat.
“Yang lebih penting itu ketersediaannya cukup terjamin,” kata Sudirman.
Di beberapa wilayah di Indonesia, terutama daerah terpencil, pasokan BBM sering kali menjadi masalah utama. Distribusi BBM di Indonesia menghadapi tantangan geografis yang lebih kompleks dibandingkan Malaysia yang wilayahnya lebih kecil dan lebih mudah dijangkau.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah telah melakukan beberapa langkah seperti memperluas jaringan SPBU BBM Satu Harga
di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Program ini bertujuan agar masyarakat di daerah terpencil bisa mendapatkan BBM dengan harga yang sama seperti di kota-kota besar.
Harga BBM dan Dampaknya terhadap Inflasi
Kenaikan harga BBM memiliki dampak yang signifikan terhadap inflasi.
BACA JUGA:Kejagung Ungkap Lokasi Pengoplosan Pertamax dalam Kasus Korupsi Minyak Pertamina
Di Indonesia, sektor transportasi dan logistik sangat bergantung pada BBM, sehingga ketika harga BBM naik, harga barang dan jasa lainnya ikut terdampak.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga BBM berkontribusi terhadap peningkatan inflasi tahunan hingga 2-3%. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya distribusi barang yang akhirnya dibebankan kepada konsumen.
Di negara-negara maju seperti Jepang dan Jerman, meskipun harga BBM lebih tinggi dibandingkan Indonesia, dampaknya terhadap inflasi lebih terkendali karena sistem transportasi umum yang lebih efisien dan penggunaan energi yang lebih hemat.
Kesimpulan
Perbandingan harga BBM antara Indonesia dan Malaysia tidak bisa dilakukan secara langsung karena berbagai faktor seperti
kebijakan subsidi, daya beli masyarakat, serta kondisi geografis dan distribusi. Malaysia memiliki subsidi besar untuk BBM, sementara Indonesia memiliki kebijakan subsidi yang lebih terbatas, yang bertujuan untuk menjaga anggaran negara tetap seimbang.
Meskipun harga BBM di Indonesia lebih tinggi dibandingkan Malaysia, jika dibandingkan dengan negara-negara lain
seperti Singapura atau Jerman, harga BBM di Indonesia masih tergolong lebih murah. Namun, bagi masyarakat berpenghasilan rendah, harga BBM yang tinggi tetap menjadi beban.
Yang lebih penting dari sekadar harga adalah ketersediaan BBM yang stabil dan kebijakan pemerintah yang tetap
memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Dengan langkah-langkah seperti SPBU BBM Satu Harga dan penyesuaian subsidi yang tepat, diharapkan harga BBM di Indonesia tetap terkendali
tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi negara.
Sebagai masyarakat, penting untuk memahami bahwa harga BBM tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dalam
negeri, tetapi juga oleh dinamika global seperti harga minyak dunia, nilai tukar rupiah, serta kebijakan energi pemerintah. Oleh karena itu, perbandingan harga BBM antarnegara harus dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang lebih luas.